
Cara Mengelola Keuangan Pribadi
Pada awal saya bekerja dan menerima gaji pertama, saya belum memahami sebenarnya berapa sih pembagian yang dapat dikatakan standard untuk penghasilan gaji saya sebagai yang masih single. Berapa yang seharusnya diberikan ke orangtua, berapa yang seharusnya untuk diberikan kepada yang berhak, berapa yang bisa saya tabung, berapa seharusnya pengeluaran untuk kehidupan saya sehari-hari. Saya seperti belum memiliki pengetahuan tentang itu.

Sampai akhirnya saya membaca beberapa konten mbak Prita, dia menjelaskan bahwa ada pos-pos keuangan yang harus saya pisahkan untuk diberbagai kebutuhan. Pos tersebut dibagi menjadi 5, yaitu:
- Zakat, rejeki yang sudah kita dapatkan juga ada bagian yang merupakan hak orang lain. Dalam pos ini, termasuk dalam membantu orangtua atau keluarga, dan membantu sesama manusia dalam hal ini adalah sosial di lingkungan masyarakat. Pada pos zakat ini alokasinya bisa hingga 5% dari penghasilan bulanan.
- Dana darurat & Asuransi, untuk pos ini sangat diperlukan, sesuai namanya dana yang kita siapkan untuk kebutuhan darurat nanti dimasa yang akan datang. Tentunya kita tidak pernah tahu kapan masa darurat itu datang, tetapi kita juga mengusahakan untuk tidak mengalami masa darurat itu. Pada pos ini alokasi yang dapat disisihkan 10% dari penghasilan bulanan. Yang saya tahu target dana darurat untuk masing-masing status berbeda, jika single kalau bisa kita harus mentargetkan 3x pengeluaran rutin bulanan. Jika sudah berkeluarga bisa jadi 6x atau 12x pengeluaran rutin bulanan.
- Biaya hidup, untuk pos pengeluaran ini biasanya digunakan nantinya untuk pengeluaran biaya rumah tangga artinya biaya kehidupan sehari-hari seperti makan, transport, cicilan bulanan. Pada pos ini dialokasikan 40% dari penghasilan bulanan.
- Tabungan & Investasi, untuk pos pengeluaran ini biasanya kita gunakan untuk kebutuhan masa depan, jadi selain kita harus mencukupi kebutuhan sekarang, kita juga harus memikirkan kebutuhan kita dimasa yang akan datang yakni masa depan. Investasi bisa apa saja sesuai dengan kebutuhan dan tingkat resiko yang bisa kamu tanggung dirimu sendiri, seperti reksadana, saham atau surat utang negara, dll. Pada pos ini dialokasikan 30% dari penghasilan bulanan, bisa saja dibagi menjadi dua, 15% tabungan, 15% lagi digunakan untuk investasi.
- Gaya hidup, yang terakhir adalah gaya hidup. Tentunya selain memenuhi kewajiban diatas, kita juga mau dong untuk memberikan appresiasi untuk diri kita sendiri, atau untuk menyenangkan diri kita sendiri. Nah, pada pos inilah kamu bisa gunakan untuk membeli pakaian yang kamu inginkan atau butuhkan, skincare, online shopping dan bahkan hobi Anda. Pada pos ini dapat dialokasikan 15% dari penghasilan bulanan Anda.
Setelah memahami atau memiliki standard seperti diatas, saya bisa terapkan sesuai dengan keadaan finansial saya dan kebutuhan saya sendiri. Biar tau sebenarnya uang gajian kita tuh sebenarnya larinya kemana aja sih selama ini? Kok kayaknya uang habis terus, mengalir terus, lewat gitu aja. Yuk, mulai merapikan penerimaan dan pengeluaran keuangan Anda.
Semoga bermanfaat untuk para pembaca! Selamat mencoba 🙂
Sumber gambar: pixabay
Sumber referensi: Mbak Prita
Mantap sangat membantu (Y), tinggal implementasi ini mah wkwk
Makasih mba, ini yang saya cari dari kemarin. ehehe
Sama-sama Afandi, senang bisa membantu..