Kebun Binatang Ragunan Part 2

(sumber: disini)
Postingan ini lanjutan dari postingan saya sebelumnya yaitu Kebun Binatang Ragunan Part 1. Sebelumnya saya baru menceritakan dari mulai berangkat sampai tiba di kebun binatang. Kali ini saya mau menceritakan bagaimana suasana di dalam Kebun Binatang Ragunan. Hari libur nasional, sering disebut tanggal merah, suasana disini lumayan ramai pengunjungnya. Sudah sampai di dalam, pengunjung langsung disajikan keindahan Burung Pelikan Timor.

Jadi, disini Anda bisa bersantai dengan duduk-duduk di pinggir kolam tempat Burung Pelikan Timor berada. Nuansa yang adem, sejuk, dan nan asri sangat cocok untuk Anda yang sedang penat dengan kesibukan ibu kota. Dan di tengah kolam ada patung gajah besar. Saya nggak sempet foto. hehe
Berbicara tentang Butung Pelikan Timor. Saya sempat kaget bener-bener ga percaya, kalau Burung Pelikan Timor ini memang asli. Karena setelah perlahan saya dekati, dia nggak bergerak. Matanya juga nggak kedip. Benar-benar nggak bergerak. Saya kira patung. Teman saya sampai berkali-kali meyakinkan saya kalau itu benar asli. Dan ternyata, setelah beberapa menit dia mulai bergerak dan berpindah tempat. Dan disitulah saya baru menyadari kalau itu benar asli adanya.
Untuk mengabadikan momen, tak lupa untuk ber foto. Kan sering ada yang bilang,
No Pict Hoax
Sedikit terbantu dengan adanya papan keterangan mengenai status kepunahan hewan, klasifikasinya, habitatnya, dan masih banyak lagi. Meskipun yang menjadi sangat di sayangkan adalah nggak ada pemandu wisatanya. Mungkin bakalan lebih seru kalau ada yang memandu.
Pelikan Timor ini statusnya tidak terancam punah. Penyebarannya ada di Jawa, Sulawesi dan Sumatera. Burung air ini habitatnya di danau, waduk dan rawa. Makanannya ikan dan amfibi.
Berikutnya, yang nggak kalah bikin saya terpanah adalah bisa melihat gajah asli. Nyata. Bukan di kartun lagi. Bukan di gambar lagi. Benar-benar asli besar, takjub, dan bikin gemas.
Dulu gajah ini bisa di tunggangi. Tapi sudah lumayan lama, nggak boleh ditunggangi lagi. Yang boleh ditunggangi hanya kuda dan onta saja. Itusih menurut penjaga gajah yang saya tanya.
Gajah sumatra ini statusnya terancam punah. Sedangkan perkembangbiakannya dewasa kelamin itu berumur 11 sampai 20 tahun. Lama kebuntingan 2 tahun dan hanya melahirkan satu ekor anak gajah. Bisa dibayangkan bagaimana gajah tidak terancam punah? sekali melahirkan saja hanya satu ekor gajah dan harus menunggu masa kebuntingan selama 2 tahun.
Sebelum melanjutkan perjalanan, menjelajahi luasnya kebun binatang. Saya harus memberikan asupan untuk perut ini, supaya punya tenaga untuk menjelajahi semuanya. Kebetulan ada tukang pecel. Pagi-pagi makan pecel, beuh berasa lagi ada di kampung. wkwk. Saya dan teman saya langsung memesan pecel+lontong+gorengan. Harga satu porsi pecel+lontong Rp 15.000,00. Harga satu gorengan Rp 2.000,00. Lumayan mahal. wkwk. Gapapadeh, kalau rasanya enak mah gabakal jadi nyesel. Kecuali, udah mahal, nggak enak, ngantri. Kalo itu baru, gondok tingkat dewa. wkwk.
Setelah mengisi perut yang laper, karena dari rumah belum sarapan. Akhirnya kenyang bray. Langsung, nggak sabar, mau lihat semuanya. Tapi, mana cukup waktunya kalo cuma sehari:(
Lanjut, ketemu jerapah. Wooooooow tinggi banget. Nah saya gabisa foto jerapahnya. Karena pagernya tinggi banget, ya sesuai lahya sama jerapahnya. Saya mau lihat aja harus jinjit. Jerapahnya ada di pojok sana. Ada dua jerapah.
Jerapah kalau makan gimana? Ya itu dari tong yang di atas itu. Yang warna biru itu. Yang ada di tiang tinggi itu. Dan kalau minum gimana? Sama. Di tiang tinggi tapi nggak setinggi tiang untuk makan. Kandangnya juga lucu, bentuknya.
Masih banyak yang saya lihat. Kalau saya jabarin dalam satu postingan pasti cuma pada liat gambarnya doang. Maka dari itu saya mau bikin postingan yang pendek-pendek aja. Biar cepet dibacanya. Secepatnya saya akan posting lanjutannya. Masih banyak binatang buas yang sudah saya lihat, Singa, Macan, Komodo, Orang utan. Penasaran? Sampai jumpa di postingan selanjutnya!